Sunday, June 7, 2015

SYSTEM HIDROLIK ALAT BERAT BAGIAN II

c. Flow reducing Valve
Flow reducing valve atau flow check valve berfungsi untuk mengurangi jumlah oli yang akan menuju aktuator, agar gerakan aktuator lambat, sesuai dengan load/bebannya.
Dengan lambatnya gerak aktuator tersebut maka operator akan mudah memposisikan attachment sesuai dengan yang dikehendaki.
d. Flow Divider
Flow divider berfungsi untuk membagi aliran oli dari satu pompa menjadi dua aliran dimana salah satu alirannya konstan.

e. Demand Valve
Fungsinya adalah untuk menjaga agar aliran oli yang menuju ke sistem steering selalu konstan
f. Quick Drop Valve
1. Valve body
2. Spring
3. Spool
4. Check valve
5. Collar

Fungsi quick drop valve adalah untuk mempercepat penurunan beban sewaktu control valve posisi lower drop dimana oli dari gigi cylinder head disalurkan kesisi cylinder bottom.

3. Katup pengontrolan arah aliran (Directional Control Valve)
Fungsi katup pengontrol arah aliran adalah untuk mengontrol arah dari gerakan silinder hidrolik atau motor hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli.
Aplikasi katup pengontrol arah aliran (Directional Control Valve)


Katup pengontrol arah aliran diklasifikasikan dalam 3 (tiga) macam pada sirkuit yaitu :
1. Series Valve circuit
Series valve circuit pada umumnya dipakai two post life car, bulldozer dan power shovel.
2. Tandem valve circuit
Tandem valve circuit pada umumnya dipakai untuk dozer shovel, playloader dan fork lift truck
3. Paralel Valve Circuit
Paralel valve circuit pada umunya dipakai untuk fork lift, two post lift
4. Actuator
Fungsi aktuator ialah untuk menggerakan perlengkapan kerja (attachhment), prinsip kerjanya adalah merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanik baik dalam bentuk reciprocating maupun rotary
Pada sistem hidrolik, aktuator ada 2 (dua) tipe yaitu :

1. Hydraulic cylinder
Hydraulic cylinder dibagi dalam 2 (dua) jenis yaitu
a. Single acting
Hydraulic cylinder dengan jenis single acting ini umumnya dipergunakan pada dongkrak, pengungkit, dan posh lift car
b. Double Acting
Hydraulic cylinder dengan jenis ini umunya dipergunakan pada unit-unit alat berat dan two post lift car.
5. Hydraulic Motor
Hydraulic motor adalah bentuk lain actuator, kalau cylinder menghasilkan gerakan bolak-balik, maka hydraulic motor menghasilkan putaran (rpm), bekerjanya hydraulic motor adalah berlawanan dengan pompa.
  • Pompa adalah menghisap zat cair dan mendorong keluar, jadi merubah tenaga mekanis (putaran) menjadi tenaga hidrolis.
  • Motor adalah dimasuki zat cair yang bertekanan dan keluar pada posisi outlet, merubah tenaga hidrolis menjadi tenaga mekanik atau putaran.
  • Pompa dapat juga dipakai sebagai motor, tetapi tidak boleh digunakan tanpa perubahan semua faktor yang berhubungan dengan motor, kalau hal ini dilakukan maka akan terjadi keausan yang parah pada shaft dan bearing.
  • Besarnya kecepatan dan torque output shaft motor bergantung pada displacement motor, yaitu volume output setiap putaranya, semakin besar volume output perputarannya torque outputnya semakin besar pula.
    Seperti halnya pompa, motor dirancang dalam dua jenis displacement (pemindahan oli) yaitu :
    1.      Field displacement yaitu motor constan sedangkan kecepatan dapat dirubahrubah dengan variasi aliran masuknya (input flow). Pompa ini dipakai terutama untuk menghasilkan putaran.

    Variable displacement motor yaitu motor yang baik putaran maupun torquenya dapat diubah-ubah (bervariasi), aliran input (input flow) dan tekanannya bias konstan saja, 1.      sedangkan kecepatan dan torquenya dapat dirubah-rubah dengan menggerakan mekanisme yang akan merubah displacement motornya.

    Berdasarkan Strukturnya, hydrolik motor dibedakan dalam 4 (empat) jenis yaitu :
    1. Gear motors (menggunakan roda gigi)
    2. Vane motors (menggunakan sirip-sirip)
    3. Piston motors (menggunakan piston)
    4. Orbit motors (circle ratation motor).
  • 6. Power Steering
    Sistem power steering memiliki sebuah boster hidrolik dibagian tengah mekanisme kemudi agar kemudi menjadi lebih ringan, dalam keadaan normal beratnya putaran roda kemudi adalah 2 – 4 kg.
    Sistem power steering direncanakan untuk mengurangi usaha pengemudian bila kendaraan bergerak pada putaran rendah, dan menyesuaikannya pada tingkat tertentu bila kendaraan bergerak, mulai kecepatan medium sampai kecepatan tinggi.
    Tipe Power Steering
  • 1. Tipe Integral
    Sesuai dengan namanya(integral), control valve dan power piston terletak di dalam gear box, sedangkan tipe gear yang dipakai ialah recirculating ball.
  • Bagian utama dari mekanisme sistem power steering tipe integral terdiri dari tangki reservoir ( terisi dengan fluida), vane pump yang membangkitkan tenaga hidrolik, gear box yang berisi control valve, power piston dan steering gear, pipa-pipa yang mengalirkan fluida, dan selang-selang flexible.

    2. Tipe Rack and Pinion
  • Power steering tipe ini control valvenya termasuk didalam gear housing dan power piston terpisah didalam power cylinder. Tipe rack and pinion hampir sama dengan mekanisme tipe integral.

    3. Vane Pump
  • Vane pump membangkitkan tekanan hidrolik yang pada bagian atas pompa terdapat reservoir yang selalu terisi dengan fluida khusus dan permukaan fluida harus selalu diperiksa secara teratur. Untuk tujuan tersebut, bila seseorang memeriksa tinggi permukaan fluida, pengecekan kondisi fluida perlu dilakukan termasuk temperatur fluida, adanya gelembung atau fluida menjadi keruh.
    Volume fluida power steering tidak berubah, kecuali jika terdapat kebocoran.

    7. Rem Hidrolik
    Rem hidrolik lebih respon dan lebih cepat dibandingkan dengan tipe konvensional mekanik dan juga konstruksinya lebih sederhana.
    Prinsip kerja sistem rem hidrolik adalah sebagai berikut :
    Rem hidrolik menekan rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme rem akan
    menimbulkan daya pengereman
  • Master Silinder
    Master silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolik, master silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan silinder, yang membangkitkan tekanan hidrolik
    Ada dua tipe master silinder yaitu :
    1. Tipe tunggal
    a. Tipe plunger
  • b. type konvensional
  • c. type portless
  • 2. Tipe Ganda
    Pada master silinder tandem, sistem hidroliknya dipisahkan menjadi dua , masing-masing untuk roda depan dan belakang, dengan demikian salah satu sistem tidak bekerja, maka sistem lainnya akan tetap berfungsi dengan baik.
  • 8. Menginstalasikan Sirkuit Hidrolik
  • Seperti halnya dalam menggambar diagram sirkuit hidrolik, menginstalasikan atau merakit sirkuit hidrolik juga berurutan seperti merancang diagram.
    Urutan menginstalasikan sirkuit hidrolik sebagai berikut :
    1)      Membaca dan memahami diagram sirkit hidrolik. Komponen-komponen dipilih dan disiapkan sesuai dengan grafik simbol
    2)      Memasang penggerak hidrolik (aktuator) ditempat yang telah ditetapkan dandisesuaikan dengan keperluan. Posisi aktuator juga ditetapkan misalnya mendatar atau tegak atau miring dsb. Pengikatan aktuator harus diperiksa apakah sudah cukup kuat.
    3)      Memasang unit-unit pengatur yang telah dipilih sesuai dengan keperluan, baik jenisnya maupun jumlahnya. Posisi setiap unit pengatur pun harus diatur,disesuaikan dengan posisi aktuator dan posisi unit tenaga, pengikatan unit-unit pengatur pada tempatnya perlu diperiksa, apakah sudah cukup kuat.
    4)      Memasang unit tenaga.
    Unit tenaga dan kelengkapannya dipasang dan ditempatkan seefisien mungkin. Jarak antara unit tenaga dan penggerak yang terlalu jauh akan mempengaruhi transfer daya dan juga akan banyak kerugian gaya karena gesekan.
    5)      Menginstalasikan konduktor.
    Konduktor dan konektor yang telah dipilih dipasang sesuai dengan ketentuan.
    6)      Memeriksa kembali semua instalasi dengan tangan, apakah pemasangan dan pengikatan sudah pas dan cukup kuat.
    7)      Uji coba (uji jalan) dengan menghidupkan dan menjalankan sirkuit dan amatilah apakah jalannya sistem sudah sesuai dengan ketentuan.
    8)      Bila semua sudah berjalan dengan baik berarti sirkuit hidrolik telah siap untuk difungsikan.

SYSTEM HIDROLIK UNTUK ALAT BERAT I

Sistem Hidrolik adalah suatu sistem yang memanfaatkan fluida cair sebagai energi untuk menggerakankan silinder, dimana pada sistem ini nantinya media yang digunakan adalah olie hidrolik.  

1. Sirkuit Dasar Sistem Hidrolik
Komponen-komponen yang harus ada dalam sirkuit dasar sistem hidrolik agar
dapat bekerja dengan sempurna adalah:
  1. Tangki Hidrolik adalah sebagai tempat penampung oli dari sistem, selain itu juga berfungsi sebagai pendingin oli yang kembali.
  2. Pompa Hidrolik sebagai pemindah oli dari tangki ke dalam sistem, dan bersama komponen lain menimbulkan tenaga hidrolik.
  3. Control valve gunanya untuk mengarahkan jalannya oli ke tempat yang diinginkan.
  4. Actuator (hidraulic cylinder) adalah sebagai perubah dari tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanik.
  5. Main Relief Valve gunanya untuk membatasi tekanan maksimum yang diijinkan dalam hidrolik sistem, agar sistem sendiri tidak rusak akibat over pressure.
Selain itu juga diperlukan filter untuk menyaring kotoran-kotoran seperti gram gram agar tidak ikut bersikulasi kembali disitem hidrolik.

a.       Open Center System

Dalam sistem, bila control valve keadaan neutral, maka aliran oli disuplai oleh pompa langsung dikembalikan ke tangki hidrolik lagi.pada saat itu flownya maximum sedangkan pressurenya nol.
b. Close Center System
Bila control valve dalam keadaan neutral maka saluran dari pompa tertutup dengan demikian maka tekanan antara pompa control valve akan naik samapai batas tertentu kemudian pompa berhenti mensuplai oli ke sistem, jadi bila control valve neutral (tertutup ditengah) maka pompa akan neutral (tidak mensuplai oli). Dalam hal ini bila control valve neutral maka pompa akan mensuplai oli samapai tekanan naik pada batas yang sudah ditentukan kemudian pressure tersebut dimanfaatkan atau menghentikan sama sekali untuk menjaga agar tekanan kerja sistem konstan.
Pada keadaan lain akan sama kejadiannya bila control valve digerakan dan piston bergerak sampai akhir langkah piston hidrolik. Dengan demikian maka tekanan sistem akan naik dan bila sudah mencapai batas yang sudah ditentukan maka suplai pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk menjaga tekanan dalam sistem agar tetap pada tekanan maksimum system.
2. Filter Oli Hidrolik
Tugas oil filter adalah menyaring kotoran yang terkandung dalam oli agar tidak ikut bersikulasi kembali dalam sistem, dalam oil filter dipasang by pass valve yang gunanya untuk memberikan jalan lain (safety) bila filter buntu/kotor.
Ada jenis alat yang dilengkapi dengan indikator filter, bila by pass valve bekerja indikator akan memberikan tanda, dan oil filter harus segera dibersihkan atau diganti dengan yang baru.
3. Pompa Hidrolik
Semua pompa menimbulkan aliran (flow), prinsip operasinya disebut ”Displacement”, dimana zat cair atau fluida diambil dan dipindahkan ketempatlain. Secara umum pompa mengubah tenaga mechanical menjadi tenaga fluida hidrolik, sedangkan yang dimaksud Displacement adalah volume zat cair yang dipindahkan tiap cycle (putaran) dari pompa.
Pada dasarnya pompa hidrolik diklasifikasikan menjadi:

1. Non Positive Displacement
Yang dimaksud dengan pompa non positive displacement ialah bila pompa mempunyai karakteristik :
- Internal leakage besar
- Perubahan tekanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kapasitasnya.
2. Positive Displacement
Adalah bila pompa tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut :
-          Internal leakage kecil ( untuk mendapatkan ini dibuat Seal atau Presisi)
-          Perubahan tekanan berpengaruh kecil terhadap kapasitasnya (dengan dibuatnya presisi/seal, akan melawan kebocoran pada saat tekanan naik)
Jenis-jenis pompa positive displacement.
Secara umum pompa hidrolik dibagi menjadi dua tipe :
1. Fixed Displacement Pumps.
Artinya setiap putaran pompa menghasilkan volume oli yang sama dan tidak dapat dirubah-rubah
2. Variable Displacement Pumps
Artinya volume yang dihasilkan setiap putaran pompa (cycle) divariasikan.
Gear Pumps
Pompa roda gigi (gear pump) banyak sekali dipergunakan pada sistem karena pompa ini sangat sederhana dan ekonomis, pompa ini tergolong pompa fixed displacement.
Gear pump digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :
- Internal Gear Pump.
Konstruksi internl gear pump atau trochoid pump.
- External gear pumps
Secara garis besar, external gear pump dapat dibagi dalam dua jenis :
- Fixed side plate type gear pumps.
Side plate pompa ini tidak dapat bergeser-geser, konstruksinya ada yang jadi satu dengan housing, dan ada pula yang terpisah tetapi diikat terhadap housingnya. Pompa ini mempunyai discharge pressure antara 30 Kg/cm2 sampai dengan 125 kg/cm2
Side plate pompa tipe ini dapat bergeser semakin menjepit gear bila tekanan naik, dengan demikian maka internal leakage diperkecil sebab side clearance juga kecil, specitic discharge pressurenya lebih besar dari 140 kg/cm2.
Pompa Piston (Piston Pumps)
Pompa piston sering sekali dipakai pada system hidrolik yang modern, dimana digunakan kecepatan tinggi (high speeds) dan tekanan tinggi (high pressure).
Pada dasarnya pompa piston dibagi dalam dua type yaitu axial piston pumps dan radial piston pump.
Axial Piston Pumps
Axial piston pump artinya piston dipasang berbaris paralel ( in lines parallel ) dengan shaft pompa (pumps axis).
Berdasarkan konstruksinya axial piston pump dibagi menjadi tiga yaitu :
1.      In line axial piston pump variable displacement pump.
Pada pompa tipe ini langkah piston dapat berubah-ubah, karena swashplate dimana piston ditumpu, dapat bergerak sehingga menentukan langkah piston, dengan demikian pompa ini dapat dikatagorikan pompa positive variable displacement.
2. In line axial piston pump – Fixed displacement
Pompa axial tipe ini kemiringan swash plate dibuat tetap (fixed) sehingga langkah piston selalu tetap, dengan demikian konstruksi pompa lebih sederhana, karena tidak dilengkapi servo divice (alat yang mengatur sudut swash plate).
 1.      Bent axis axial piston pump
Konstruksinya dibuat sedemikian rupa dan sudutnya tetap, maka digolongkan ke dalam pompa fixed displacement.Pompa Piston Radial
Pompa piston radial ini mudah dibuat dibandingkan dari semua pompa-pompa lainnya, pompa ini bisa direncanakan tekanan tinggi, volume yang besar, kecepatan tinggi dan variable displacement.
Pompa piston radial dibuat dalam dua cara yaitu :
1. Pompa piston radial – rotating cam
Pompa tipe ini untuk mendapatkan langkah piston cam yang diputar.
2. Radial piston pump rotating piston type
Radial piston pumps rotating piston type adalah pompa piston yang pistonnya diputar oleh drive shaft, sedangkan camnya tetap (tidak berputar).
Vane Pump
Vane pump digolongkan menjadi 2 yaitu :
1.  Balanced Vane Pump
2. Unbalanced Vane Pump
3. Katup Hidrolik
Pompa Hydraulik menghisap oli dari tangki kemudian mensupply sistem, aliran yang dihasilkan oleh displacement pump tersebut dinaikan tekanannya, diatur jumlah dan  arah alirannya untuk mengoperasikan perlengkapan kerja unit, pengaturan ini semua yang melaksanakan adalah control valve (katup pengontrol).
Berdasarkan fungsinya control valve diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :
1. Pressure Control Valve (katup pengontrol tekanan)
Pressure control valve adalah katup yang mengatur tekanan dalam sirkuit dengan mengembalikan semua atau sebagian oli ke tangki apabila tekanan pada sirkuit mencapai setting pressure.
Konstruksi dari pressure control valve ada 3 jenis yaitu ;
a. Tipe Poppet
Konstruksinya terdiri dari valve, spring dan adjusting screw beserta sim/nut.
Prinsip Kerjanya:
Pada gambar (a), katup posisi tertutup pada saat tekanan rendah, karena tekanan tersebut tidak cukup untuk melawan gaya dari spring.

Pada gambar (b), saat tekanan naik, akan mampu melawan gaya spring dan katup terbuka, sehingga oli dalam sirkuit dapat keluar.
Pada gambar (c), naiknya tekanan akan membuka katup sedemikian rupa sehingga oli dapat keluar lebih banyak sampai kenaikan tekanan berhenti, tipe poppet ini biasanya digunakan untuk safety valve.
b. Tipe Piston
Cara kerjanya :
Pada Gambar (a) tekanan dalam sirkuit bekerja pada ujung piston dan mendorong katup piston, apabila tekanannya rendah, katup tidak terbuka karena tekanan tidak cukup melawan gaya spring.
Pada Gambar (b), bila tekanannya naik sehingga mampu melawan gaya spring piston akan mendorong katup piston yang selanjutnya akan membuka lubang dan membuang oli ke tangki sampai kenaikan tekanan berhenti.

c. Tipe Pilot
Prinsip kerjanya :
Tipe katup ini sama dengan tipe popet dalam membebaskan tekanan oli tetapi berbeda saat akhir pembebasan olinya dan mudah dalam mengatur tekanan seperti mudahnya saat pembebasan oli.
Naiknya tekanan akan menyebabkan pilot valve terbuka sehingga tekanan pada balance chamber turun dan main valve bergerak ke kanan yang selanjutnya membuka saluran buang yang lebih besar.
Ketiga tipe katup pengontrolan tekanan diatas (pressure control valve) umumnya dipakai untuk relief dan safety valve.
2. Katup Pengontrol Aliran (Flow Control Valve)
Katup pengontrolan aliran adalah katup yang berfungsi mengatur jumlah aliran oli yang akan masuk ke actuator.
Katup-katup yang dikatagorikan kedalam katup pengontrol aliran antara lain :
a. Throttle Valve
Fungsi throttle valve adalah mengalirkan oli ke dua arah dimana arah aliran kembali dipersempit sehingga kapasitas oli yang mengalir menjadi kecil.
Nama lain untuk make up valve ialah suction valve, intake valve, suction return valve, vacum dan antivoid valve.
Katup ini berfungsi untuk mencegah kevacuman dalam sirkuit hidrolik, biasanya terpasang antara control valve dan actuator.


Sunday, May 31, 2015

PERENCANAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN DALAM MANAGEMENT PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN INDUSTRI

Analisis Kritis
Analisi hasil departemen pemeliharaan memberikan kepada manajemen kepada manajemen tentang informasi yang diperlukan untuk mengendalikan perbandingan pekerjaan pemeliharaan murni terhadap pekerjaan proyek dan aktifitas non-pemelihraan yang lain.
Dengan analisis kritis ini seseorang dapat membuat rancangan yang terbaik untuk menangani masalah yang timbul. Suatu pilihan diantara hal-hal berikut ini dapat dijelaskan:
  1. Penarikan suatu mesin dari pemakaian dan membuangnya karena telah betul-betul didak dapat dipakai lagi.
  2. Penarikan mesin tersebut untuk dilakukan overhoul agar dapat di kembalikan ke kondisi awal.
  3. Hal yang ditambahkan dalam usaha perancangan pengurangan (designing-out) pemeliharaan.
  4. Perancangan pengurangan ini dapat juga diterapkan pada mesin baru, bila kerusakan-kerusakan yang terjadi merupakan yang pertama-tam ditemui dalam analisi prediktif.

Perancangan Pengurangan Pemeliharaan (Designing-out maitenance).
Analisis kritis terhadapa hasil pemeliharaan bertujuan untuk memberitahu manajemen tentang cara perawatan yang tidak ekonomis dan menunjukkan sebab-sebab sebenarnya dari biaya pemeliharaan yang tinggi.
Dalam Kosepnya manajer pemiliharaan tidak hanya cukup bertanggung jawab terhadap keberlangsung pemeliharaan mesin tetapi juga ahli dan mempunyai inisiatif dan kecerdasan yang cukup untuk membuat rancangan untuk mengatasi kerusakan yang terjadi di dalam pabrik.

Inspeksi
Inspeksi berasal dari kata inggris inspection yang memeriksa.
Arti inspeksi yang sempit adalah pemeriksaan suatu objek teknik saja. Tapi bila ditinjau lagi maka inspeksi itu mencakup semua aspek kegiatan manusia untuk menghasilkan produksi, terlebih lagi bila orang lain memberikan imbalan. Oleh sebab itu ini akan terkait dengan mutu yang diproduksi.
Adalah sebagai suatu kondisi produk atau jasa yang dapat memenuhi persyaratan yang berlaku atas produk untuk kepuasan masyarakat pengguna.
Untuk itu standar adalah suatu syarat minimum yang harus dipenuhi. Bila tidak akan terjadi perselisihan di lapangan.
Inpeksi ini merupakan paduan dari kegiatan-kegiatan baik yang bersifat operasional maupun managerial, yang terdiri dari kegiatan: review, survey, check, measurement, detection, examination, data collection, analyze, documentation, reporting, test, recording, dan auditing atau verification

Langkah-langkahnya:
Langkah pengendalian mutu (quality control (QC)) adalah semua langkah yang bersifat operasional dan sistematis mengacu pada referensi yang baku dan tertulis untuk mengendalikan mutu produk dan jasa agar memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Langkah –langkah operasionalnya QC adalah
  1. Review dokumen : adalah dengan melihat dokumen yang ada serta melakukan analisis.
  2. Mengadakan survey lapangan: adalah dengan melihat kondisi dari peralatan yang ada utnuk dilihat keadaannya apakah layak atau masih dapat digunakan.
  3. Mengecek objek untuk mengetahui kondisinya: adalah kondisi dari perlatan itu dapat berjalan dengan baik dan benar.
  4. Mengadakan pengukuran-pengukuran: adalah mengecek bagian-bagian yang terdapat masalah seperti mengecek getaran dari mesin, suhu mesin atau suara dari mesin.
  5. Mengadakan deteksi atas objek: adalah memperkirakan daerah yang terjadi kerusakan.
  6. Temuan diteliti sedemikian untuk mempelajari sebab ketidak sesuaian.
  7. Temuan didokumentasikan
  8. Temuan di analisa dan dipelajari.
  9. Setelah dilaksanakan perbaikan dilakukan pengujian apa sudah baik, bila tidak direkomendasikan maka alat perlu diganti.
  10. Bila hasilnya baik, maka dicatat semua langkah perbaikannya.

Langkah-Langkah Penjaminan Mutu Quality Assurance (QA) adalah:
Semua langkah yang sifatnya manajerial yang terkoordinir dan sistematis untuk mengadakan audit atau verifikasi atas hasil kerja penjaminan kualitas (QC) yang dilakukan oleh pihak lain (third party inspection TPI).
Langkah-langkah QA adalah:
  1. Review dokumen suatu objek yang diinpeksi baik produk atau jasa.
  2. Mengadakan auditing atas hasil QC pihak pelaksana di lapangan.
  3. Pihak QA juga menyusun laporan yang ditanda tangani oleh Quality Auditor. Dan diserahkan ke pihak pemilik objek inspeksi.

Cakupan Inspeksi
  1. Cakupan inspeksi yang ditinjau dari pendekatan disiplin yang dominan.
  • Plant Inspection.                                
  • Boiler Inspection.                               
  • Welding Inspection.               
  • Rotating Equipment Inspection
  • Offsite Inspection.
  • Statutory Inspection.
  • Electrical Inspection.
  • Instrument Inspection.
  • Civil Inspection.
  • Workshop Inspection.
  •  Marine Inspection.
  • NDT Inspection.
  • Metal Laboratory.
  • Corrosion Engineer
  • Environment Specialist.
  • Safety Engineer.

  1. Cakupan inspeksi ditinjau dari pendekatan status peralatan/objek inspeksi.
New and Cold
adalah peralatan yang diinpeksi yang sudah siap pakai namun belum pernah di operasikan.
Filosofinya: untuk memastikan bahwa alat ini sesuai dengan standar. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut:
      a. Mereview dokumen pendukung.
      b. Mengadakan visual inspeksi.
      c. Dengan mengacu pada shop drawing.
      d. Penelitian penyimpangan-penyimpangan.
      e. Lokasi penyimpangan-penyimpangan
      f.  Jika hasil NDT meragukan perlu diverifikasi oleh pihak inspeksi yang.
Corrded
Yang dimaksudkan dengan corroded adalah peralatan yang sedang atau telah pernah di operasikan. Inspeksi ini dititikberatkan pada peng-upgrande-an data hasil temuan.
Pada inspeksi ini dapat dipilih menjadi 2 kelompok kegiatan tergantung kondisi operasi saat inspeksi.

  1. Cakupan inspeksi ditinjau dari pendekatan jenis kelompok kerja.
·         Inspeksi saat alat dihentikan karena sesuai dengan Jadwal (schedulled shut down)
a.             Mereview dokumen pendukung peralatan.
b.            Mengadakan visual inspeksi diluar lingkungan peralatan.
c.             Bila peralatan dapat dibuka maka di buka untuk dilihat isi didalamnya.
d.            Setelah itu di inspeksi secara detail.
e.             Disusun laporan bila di temukan unsur-unsur yang mencurigai.
f.             Diadakan uji laboratorium.
g.            Disusun laporan pengujian laboratorium.
h.            Dibuat history record card dari peralatan.

·         Inspeksi pada waktu peralatan terpaksa dihentikan karena mengalami kerusakan (emergency shutdown)
a.             Inspektor secepatnya memnberikan instruksi untuk mengisolasi peralatan yang diperiksa.
b.            Inspektor secepatnya mengumpulkan seluruh dokumen pendukung peralatan yang rusak.
c.             Inspektor mengecek operation chart peralatan.
d.            Inspektor mengecek keadaan di luar peralatan dan lingkungnya.
e.             Mengecek peralatan bagian dalam.
f.             Saran diberikan untuk bagian yang diganti yang mengacu pada referensi yang ada.
g.            Bila ada pengelasan harus seuai dengan standar WPS dan oleh welder yang bersetifikat.
h.            Hasil perbaikan di buat dokumen.
i.              Seluruh langkah-langkah inspeksi dan penanggulangan di buat dalam laporan

Cakupan inspeksi ditinjau dari pendekatan jenis kelompok kerja

  1. Engineering Inspection
  2. Procurement Inspection.
  3. Construction Inspection
  4. Commissioning Inspection
  5. Start up Inspection
  6. Maintenance Inspection

MANAGEMEN PEMILIH PELUMAS UNTUK PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN BERJANGKA

Minyak pelumas/oli adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan mesin. Kebanyakan pelumas/oli di pilih hanya berdasarkan parameter SAE yang disesuaikan dengan spesifikasi mesin yang biasanya tertulis 5W50, 15W50, 15W40, dst. Tetapi ada hal lain yang tak kalah penting untuk mengetahui kualitas dari pelumas yang kita gunakan yaitu sertifikasi API (American Petroleum Institute), ACEA (Association Des Constructeurs Europeens d' Automobiles), ILSAC (Eropa), JASO (Japan Automotive Standard Organization) dan beberapa sertifikasi lain yang dikeluarkan khusus oleh perusahaan produsen untuk melegitimasi penggunaan pelumas tersebut atau yang berarti bahwa pelumas tersebut telah diuji dan dinyatakan disetujui oleh produsen untuk digunakan pada kendaraan produksi mereka.

1. Fungsi Oli
Pada umumnya fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain yang tak kalah penting, yakni antara lain sebagai pendingin, pelindung dari karat, pembersih dan penutup celah pada dinding mesin.
Semua fungsi tersebut adalah sangat erat berkaitan sebagai pelumas. Oli akan membuat gesekan antar komponen di dalam mesin bergerak lebih halus, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal.
Selain itu Oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat Celcius ke bagian lain mesin yang lebih dingin. Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi pompa oli. Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat lapisan film pada dinding silinder guna melindungi mesin pada saat start. Sekaligus mencegah timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama. Disamping itu pula kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian oli.

2. Memilih Pelumas / Oli
Semakin banyaknya pilihan oli saat ini, tentunya akan membuat pemakai sedikit bingung, karena semua produsen oli pasti mengatakan oli mereka yang paling bagus. Namun ada beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan acuan antara lain, kenali karakter kendaraan anda, spesifikasi mesin serta lingkungan dimana mayoritas anda berkendaraan (suhu, kelembaban udara, debu, dsbnya.).
Jenis pelumasan
Ada tiga jenis pelumasan yaitu pelumasan oleh lapisan cairan (Fluid-film), pelumasan Batas (Boundary Lubrication), Pelumasan padat ( Solid Lubrication)
1. Pelumasan Lapisan Fluida (Fluid-film lubrication)
Pelumasan ini dilakukan dengan menyisipkan (interposing) lapisan cairan yang dapat memisahkan secara sempurna permukaan yang bergerak. Lapisan cairan mungkin secara sengaja disediakan seperti minyak lumas pada bantalan (bearings) atau tanpa sengaja misalnya air yang tergenang di jalan dan roda mobil. Meskipun umumnya fluida berupa cairan, tetapi dapat juga dari gas. Gas yang digunakan umumnya adalah udara. Untuk menjaga agar permukaan tetap terpisahkan maka perlu adanya kesetimbangan antara gaya tekanan oleh lapisan fluida dan gaya beban pada permukaan yang bergesek. Jika tekanan antara dua permukaan ditimbulkan oleh hasil gerakan dan bentuk daari permukaan tersebut, sistim ini disebut pelumasan hidrodinamik (hydrodynamic Lubrication). Jenis pelumasan ini bergantung pada viskositas dari pelumas cair.
Jika tekanan fluida diantara dua permukaan diberikan dari luar, misalnya pompa, pelumasan ini disebut pelumasan hidrostatik (hydrostatic lubrication).
2. Pelumasan Batas (Boundary lubrication)
Suatu kondisi antara pelumasan lapisan fluida dan keadaan tanpa pelumas dan ada disebut pelumasan batas (boundary lubrication). Pada kondisi ini properti permukaan dan properti pelumas menentukan besarnya friksi sistim ini.
Pelumasan batas menunjukkan salah satu fenomena pelumasan yang sangat penting, yang dijumpai terutama pada saat mesin start dari keadaan berhenti.
3. Pelumasan Padat (Solid lubrication)
Materi padat seperti graphite, molybdenum disulfide (Moly) dan PTFE (Teflon) digunakan secara luas jika pelumas biasa tidak memiliki kemampuan menahan beban dan suhu yang ektrim. Pelumas tidak hanya dari lemak, serbuk, gas tapi juga kadang bahan logam dipakai sebagai permukaan gesek pada beberapa mesin.
Beberapa puluh tahun terakhiri ini juga dikenal jenis pelumas baru yang disebut pelumas sol(sol-lube). Pelumas ini merupakan koloid, yaitu suspensi pelumas padat dalam pelumas cair.
Peruntukan Dan Kualitas Pelumas Perhatikan
            Perhatikan peruntukan pelumas, apakah digunaan untuk pelumas mesin bensin, atau diesel, 2 tak atau 4 tak, peralatan industri, dan sebagainya.
Kualitas dari oli sendiri pada umumnya ditunjukkan oleh kode API (American Petroleum Institute) dengan diikuti oleh tingkatan huruf dibelakangnya. Contoh API: SL, kode S (Spark) menandakan pelumas mesin untuk bensin.
Kode huruf kedua menunjukkan nilai kualitas oli, semakin mendekati huruf Z mutu oli semakin baik dalam melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan mesin modern.
Ada dua kelompok kategori API service yaitu:
  1. Kategori API Service untuk pelumas kendaraan berbahan bakar bensin
  2. Kategori API Service untuk pelumas kendaraan bermesin diesel.

1. API Service Pelumas Mesin Mobil Berbahan Bakar Bensin
 - SL = dapat dipakai untuk semua mesin mobil berteknologi baru
dan sebelumnya. Diperkenalkan pada tanggal 1 juli 2001, Pelumas berkategori SL dirancang untuk memberikan kontrol endapan temperatur tinggi yang lebih baik dan dirancang untuk penggunaan pelumas yang lebih irit. Pada beberapa oli telah memenuhi sertifikasi ILSAC atau kualifikasi sebagai hemat energi
- SJ = untuk mesin kendaraan tahun 2001 dan sebelumnya
- SH = untuk mesin kendaraan tahun 1996 dan sebelumnya
- SG = untuk mesin kendaraan tahun 1993 dan sebelumnya
- SF = untuk mesin kendaraan tahun 1988 dan sebelumnya
- SE = untuk mesin kendaraan tahun 1979 dan sebelumnya
- SD = untuk mesin kendaraan tahun 1971 dan sebelumnya
- SC = untuk mesin kendaraan tahun 1967 dan sebelumnya
- SB dan SA = sudah tidak direkomendasikan

2. API Service Pelumas Mesin Mobil Diesel
- CI-4 = Diperkenalkan pada tanggal 5 september 2002, untuk
mesin 4T, kecepatan tinggi. Diformulasikan untuk mempertahankan daya tahan mesin. Dapat digunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, CF-4, CG-4 dan CH-4
- CH-4 = Diperkenalkan pada tahun 1998, untuk mesin 4T,
kecepatan tinggi. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, CF-4, dan CG-4.
- CG-4 = Diperkenalkan pada tahun 1995, untuk mesin 4T, beban
berat, kecepatan tinggi yang menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur 0.5%. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, CE, dan CF-4
- CF-4 = Diperkenalkan pada tahun 1990, untuk mesin 4T kecepatan
tinggi dengan turbo charger maupun gas buang biasa. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD, dan CE
- CF-2 = Diperkenakan tahun 1994, untuk mesin beban berat 2T,
Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD-II
- CF = Diperkenalkan pada tahun 1994, untuk kendaraan off-road,
mesin diesel indirect-injection dan mesin diesel lainnya yang menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur diatas 0.05%. Dapat digunakan untuk menggantikan pelumas kategori CD
- CE = Diperkenalkan pada tahun 1987, untuk mesin 4T, kecepatan
tinggi dengan turbo charger maupun gas buang biasa. Dapat dipergunakan untuk menggantikan pelumas kategori CC, dan CD
-    CD-II = Diperkenalkan pada tahun 1987 untuk mesin 2T
-    CD Diperkenalkan pada tahun 1955. Untuk mesin turbocharger maupun gas buang biasa
-    CC = untuk mesin yang diperkenalkan pada tahun 1961
-    CB dan CA = sudah tidak direkomendasikan

3. API Service Pelumas Mesin Sepeda Motor
Untuk API Service mesin sepeda motor hampir sama dengan API Service pada mobil yaitu menggunakan kode S, tapi sampai saat ini API Service tertinggi yang beredar baru sampai SJ.
Disamping API Service, pada umumnya oli sepeda motor juga memiliki sertifikasi JASO yang dikeluarkan oleh organisasi standar otomotif Jepang.
Terdapat beberapa kategori
Kode F: keluar sekitar awal tahun 90-an dimulai dengan kode FA lalu FB dan saat ini yang tertinggi FC.
Peruntukkannya untuk oli samping.  
JASO FC terbuat dari bahan baku semi synthetic sehingga asapnya tipis (low
smoke
) bahkan hampir tidak ada asap sama sekali (smokeless).
Oli dengan JASO FC juga termasuk low emission karena debu gas buang sisa pembakaran lebih rendah dibanding.
JASO FB sehingga lebih ramah lingkungan. Kelebihan lain yaitu dapat meminimalisir tebentuknya kerak khususnya pada busi, puncak piston, kepala silinder hingga knalpot.
Kode M: merupakan sertifikasi baru dan saat ini baru ada kode MA
Peruntukkannya untuk oli mesin (motor 4 tak). Oli yang memiliki sertifikasi JASO MA berarti oli tersebut sudah didukung kandungan aditif antislip kopling.

4. API Service Ganda
Pada sebagian besar oli mobil biasanya API Servicenya ada dua. Sebagai contoh API SL/CF. Artinya: API yang pertama menunjukkan penggunaan utama oli tersebut yaitu pada mesin bensin dengan kualifikasi SL namun dalam kondisi darurat oli tersebut masih dapat digunakan pada mesin diesel dengan kualifikasi CF. Demikian pula sebaliknya.

3. Pemilihan Kekentalan Pelumas
Tingkat kekentalan pelumas yang juga disebut "Viscosity-Grade" adalah ukuran kekentalan dan kemampuan pelumas untuk mengalir pada temperatur tertentu
Kode pengenal Oli adalah berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. SAE 40 atau SAE 15W-50, semakin besar angka yang mengikuti Kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan singkatan dari Winter.
Contoh :
SAE 15W-50, berarti oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi suhu panas. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi ekstrim sekalipun.
Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE

Petunjuk SAE Grade Pelumas Motor Untuk Kendaraan Penumpang
Grade Pelumas terbagi atas singlegrade/monograde seperti SAE 15 dan SAE 50 (digunakan pada temperatur ektrim) serta multigrade seperti SAE 5W-50 dan 15W-50 banyak digunakan (kecuali pada temperatur yang sangat panas atau sangat dingin) karena pelumas ini cukup encer untuk mengalir pada temperatur rendah dan cukup kental untuk bekerja secara memuaskan pada temperatur tinggi.
Lebih jelasnya kita gunakan ilustrasi berikut:
Ada 3 Oli, 1 multigrade, 2 monograde
Oli 1 SAE 15 (encer)
Oli 2 SAE 50 (kental)
Oli 3 SAE 15W50 (multigrade)
semua oli di atas  tersebut dibawa tempat bersuhu dingin maka:
Oli 1 (SAE 15) akan lebih kental karena dingin
Oli 2 (SAE 50) dapat membeku karena asalnya sudah kental
Oli 3 (SAE15W50) kekentalannya akan sama dengan Oli 1 (SAE15)
Sekarang ketiga Oli tersebut dibawa ke tempat yang bersuhu panas, maka:
Oli 1 (SAE 15) menjadi sangat encer bahkan bisa menguap semua
Oli 2 (SAE 50) menjadi lebih encer
Oli 3 (SAE 15W50) kekentalannya sama dengan Oli 2 (SAE 50)

Oli Mineral Vs Oli Synthetic
Semua oli baik mineral maupun synthetic sama-sama ada standar APInya.
Keunggulan oli synthetic dibandingkan oli mineral :
  • Lebih stabil pada temperatur tinggi (less volatile) sehingga kadar penguapan rendah
  • Mengontrol/mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin
  • Sirkulasi lebih lancar pada waktu start pagi hari/cuaca dingin
  • Melumasi dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadi gesekan antar logam yang berakibat kerusakan mesin
  • Tahan terhadap perubahan/oksidasi sehingga lebih tahan lama sehingga lebih ekonomis dan efisien.
  • Mengurangi terjadinya gesekan, meningkatkan tenaga dan mesin lebih dingin.
  • Mengandung detergen yang lebih baik untuk membersihkan mesin dari kerak

Oli mineral biasanya dibuat dari hasil penyulingan sedangkan oli synthetic dari hasil campuran kimia. Bahan oli synthetic biasanya PAO (PolyAlphaOlefin). Jadi oli Mineral API SL kualitasnya tidak sama dengan oli Synthetic API SL. Oli synthetic biasanya disarankan untuk mesin-mesin berteknologi terbaru (turbo, supercharger, dohc, dsbnya) juga yang membutuhkan pelumasan yang lebih baik (racing) dimana celah antar part/logam lebih kecil/sempit/presisi dimana hanya oli synthetic yang bisa melapisi dan mengalir sempurna.
Jadi untuk mesin yang diproduksi tahun 2001 keatas disarankan sudah menggunakan oli yang bertipe synthetic baik semi synthetic (campuran dengan mineral oil) atau fully-synthetic.
Oli fully synthetic harganya bisa 2X - 4X lebih mahal dari yang semi synthetic. Oli semi synthetic harganya bisa 2x lebih mahal dari oli mineral. Kalau untuk pemakaian sehari-hari cukup yang semi synthetic.